Batubulan

Batubulan terletak kurang lebih 10 km dari kota Denpasar dan 17 km dari kota Gianyar. Desa Batubulan yang berbatasan dengan desa Celuk dan Singapadu mempunyai persamaan dalam hal kesenian, yaitu: seni tari, patung dan aneka ragam tabuh yang memikat hati. Dalam hal pendidikan, Batubulan tidak mau kalah dengan Denpasar. Di sini terdapat 2 sekolah bergengsi : SESRI (Sekolah Seni Rupa Indonesia ) dan SMKI (Sekolah Menengah Kerawitan Indonesia) yang akan memikat wisatawan dengan suguhan tarian dan tabuh yang artistik.

Berdasarkan ciri khas bentuk patungnya, Batubulan mempunyai bentuk tersendiri dan agak ekstrem dibandingakan dengan yang lainnya. Hal ini terlihat jelas pada ukiran-ukiran yang terpahat pada bangunan suci, rumah, kantor, jembatan, hotel, restoran dan lain-lainnya yang nggak kamu temuin di tempat lain.
Kalo kamu ingin suasana cool, kamu mesti nyempetin cuci mata e’ ngeliat artshop yang bertebaran sepanjang jalan. Kamu dapat ngliat para pematung yang lagi asyik nuangin idenya untuk membuat suatu mahakarya yang individualis, seperti: patung dewa, tokoh-tokoh pewayangan, patung Sang Budha, bahkan raksasa dan sejenisnya ( contohnya 2 setan sejoli Asnawa-Kompiang ).

Bahan yang digunakan kebanyakan adalah batu “Paras”, hasil dari letusan gunung berapi dan menjadi endapan. Paras berwarna abu-abu dan mudah dibentuk. Patung-patung paras jarang diminati wisatawan, tapi kebanyakan dibeli oleh orang lokal untuk keperluan adat.

Hal ini juga menyebabkan daya beli masyarakat Bali lebih tinggi dibandingkan dengan wisatawan lainnya. Selain sebagai pajangan, ternyata ada hal lainnya yang tak kalah pentingnya, yaitu sebagai sarana religius masyarakat Hindu di Bali. Suasana Hindu sangat kental di sini, jadi kamu jangan heran ngliat kalo ukiran Paras dapat kita temui di kantor-kantor swasta maupun pemerintahan.

Jika kamu kebetulan jalan-jalan di Batubulan, singgah dulu di tokonya Made Sura dan Made Leceg yang letaknya di jalan utama yang nggak ngebingungin kamu. Toko mereka lumayan lengkap dan menjual cinderamata dalam kapasitas besar, seperti: furniture artistik dari bambu, barang antik, dan beraneka ragam ukiran yang asyik gila.

Kehebatan para pematung lokal dapat kita lihat pada areal Pura Puseh yang mana mereka memadukan unsur kebudayaan Hindu dengan unsur non Hindu. Kamu dapat ngliat patung gajah mammoth (kamu tau khan nggak ada mammoth di Bali) e’ patung Sang Bhuda dengan mimik khas orang Bali (kebayang nggak ya!).

Kamu juga dapat ngliat patung Raja Airlangga dari Jawa Timur yang memadukan unsur-unsur Jawa dan Bali. Gerbang Pura lebih condong kepada ciri khas India Selatan. Walaupun demikian, bukan berarti seniman di sini plagiator yang seenaknya menjiplak hasil karya orang lain. Mereka menemukan sesuatu yang baru dari beberapa buku yang dipinjam dari Balai Arkeologi.

Pura ini dijunjung oleh masyarakat setempat sebagai wujud penghormatan kepada Tuhan/Ida Sanghyang Widi yang memelihara dan menjaga kelangsungan hidup mereka. Di dalam areal Pura, disimpan topeng Barong yang dikeramatkan. Masyarakat di sana percaya dan sering mendengar adanya suara-suara dan gerakan tari dari dalam tempat penyimpanan Barong tersebut, walaupun nggak ada orang yang menarikannya.

Sejak tahun 1936, tari-tarian terus dipentaskan di desa ini. Tetapi sejak meletusnya perang kemerdekaan, tidak ada pentas tari. Saat sekarang ini tari-tarian masih sering dipentaskan, kecuali pada saat Hari Raya Nyepi. “Denjalan Barong”, tarian asli desa ini diciptakan tahun 1970 dan dipentaskan tiap pagi untuk mengiringi drama tari Barong. Pada era80-an terbentuklah grup kesenian terkenal, yaitu: Puri Agung dan Tegaltamu.

Khusus untuk konsumsi turis dan kamu-kamu, tontonan akan lebih dipersingkat dan konsumtif. Jadi kamu-kamu nggak perlu mikir pakem cerita yang rumit. Hal ini semacam rekreasi dalam formasi yang sederhana dan mudah dimengerti. Ini nggak berarti ngebosanin kamu, sebab selama pertunjukan akan diselingi dengan humor-humor yang surprise banget.

Selain tokoh-tokoh utama; ada juga tokoh-tokoh jenaka, kera yang bandel tapi imut, raksasa dan seni pantomin khas Batubulan. Perlu diketahui juga, Batubulan merupakan tempat asal tarian Kecak Bojog (bojog = kera) yang diciptakan tahun 1928 oleh pelukis Walter Spies yang ditujukan kepada sutradara film asal Jerman, Baron von Plessen, yang memproduksi film pertama tentang Bali’The Isle of Demon’ pada tahun 1931. Dalam film tersebut diceritakan ketika mereka berdua menonton tarian Sanghyang Dedari, tiba-tiba salah satu penari meloncat ke atas panggung dan menarikan tari Baris.

Hal inilah yang membangkitkan ide Spies, bahwa ada kombinasi antara tarian sakral yang mana penarinya kerasukan roh dan menarikan tari Baris yang merupakan tarian perang. Kemudian ia memasukkan unsur gamelan asli tarian itu dalam film. Tetapi di kemudian hari ia sangat kecewa, karena unsur-unsur tersebut tidak dimasukkan dalam film ini.

Saat sekarang ini kamu sudah dapat ngliat empat tarian sekaligus setiap hari dan duduk di kursi bambu sambil menikmati indahnya pemandangan sawah yang membentang luas. Setiap malam minggu, kamu dapat nonton tari Kecak dan tari Sanghyang pada panggung yang terpisah. Tarian ini terkenal dan disertai dengan tari Kuda Kepang yang berjalan di atas bara, serta ditemani oleh dua orang penari Sanghyang Dedari yang imut dan manis.

Subscribe
Notify of
guest

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

14 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Wah Egen
Wah Egen
19 years ago

batubulan memang top and tempatnya strategis, saya cinta dengan batubulan terutama smk n 3 yang ada disana

nurmaini zulkifli
nurmaini zulkifli
19 years ago

saya belum pernah kesana lagi,tapi memang pernah dengar.daripada cerita kawan-kawan dari sana.mereka bilang tempatnya sangat best dan nyaman.jadi saya mahu memberi cadangan supaya dapat mengirimkan gambar-gambar yang cantik mengenai "batubulan" ok tak?dan hantarkan ke e-mail kami di sini……

tiva
tiva
19 years ago

sebenarnya g baru dr bali pas tgl 2jan kmrn,batubulan bagi g keindahan tuhan YME.sayangnya g cuma bentar kesana.tulisan diatas bagus bwt informasi kita2 apalagi yg blum kesana.bwt + penasaran ja.

nilna muna
nilna muna
19 years ago

gini aku mank sering ke bali tapi sekali pun aku ga pernah bisa mampir ke obyek yg nama nya batu bulan ini tapi gw denger 2 dari guru goepar gw tempat ini mank terkenal dgn barong nye ye ?
maklum gw ambil jur pariwisata di smkn4jogja jadi pengen bgt tahu gmn seeh tuh wujud nye batubulan .ok kl dah ada gambar nye kirim ke mail gw yach please .trus agak menyerong ke celuk aku pernah ke sana tapi tempat nya kok gelap seeeh gambar ku banyak yg ga kliatan tuh
ok bye and thank you

Luhur Korsika
Luhur Korsika
18 years ago

Temen-temen yang punya peta Batu Bulan yang lengkap, bisa tolong dikirimi gak? Soalnya pusing kalau lewat sana. Btw saya dari Singaraja.

indra
indra
18 years ago

ngga seru klw ngga ada gambarnya….

echo
echo
18 years ago

Waktu kita kesana memang tempatnya enak tapi kok banyak nyamuk kita sempet keganggu jadi gak begitu enjoy nontonnya

doso priyanto
doso priyanto
18 years ago

Dijual Gamelan

Dijual seperangkat gamelan jawa (pelog dan slendro) terbuat dari perunggu dan kuningan plus seperangkat wayang kulit lengkap. Kondisi bagus, ditawarkan Rp 250 juta, bisa nego

Wiwin
18 years ago

Bagus kok sayang kagak ada gambar nye!
Gw anak BPK penabur Jakarta Ato P6 Penabur gitu.

hendy setiawan
18 years ago

bagus …tapi perlu kejelasan tema dan materi tulisan

nining ningsih
nining ningsih
17 years ago

saya ingin juga carikerjadi bali, ada yg mau bantu ga… kalo ada lowongan kerja kasi tau aku ya .. 08128616742

Asn
Asn
17 years ago

panjang bgt ne artikel 😀

Lukisan Abstrak
13 years ago

batubulan memang sangat extrem dibanding yg lain……

amos
amos
12 years ago

sy senang lihat barongnya, ketika diajak betrsama biro peerjalanan. yg saya tanyakan brp sih harga tiket barong, kecak, dsb. trims

14
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x