Road to Batur

Perkenalkan, nama gue kompiang, one of those melodramatic fools. Orang jalanan dalam arti orang yang tau banyak jalan, suka jalan2, naik motor di jalan dan kebut2an di jalan. Oh ya, kids, don’t try this at home, this is for pro only. Minta maaf sebelumnya karena gue bikin ni walkthrough setelah nonton “The Matrix” tuk yang kesekian kalinya. So jika ada bagian dari walkthrough ini yang membingungkan, tontonlah Matrix.

Kali ini gue akan khusus membahas alternatif asik menikmati panorama Kintamani (Gunung Batur dan sekitarnya) saat mentari enggan bersinar. Walkthrough ini tentu saja bukan untuk badut2 rumahan, freaks yang cuman jago di diskotik dan all tough guy that afraid of the nature and being alone in the dark.
Hal pertama yang harus dilakukan sebelum mendaki Gunung Batur adalah mendatangi Badan Meteorologi dan Geofisika di Kintamani. Mudah2an si Kupo asn bisa menggambarkan petanya. Sampai disana tendang pintunya dan suruh petugas disana memberikan laporan kondisi Gunung Batur terakhir. Tanya apakah cukup aman buat naik ampe puncak. Kalo aman, lanjut ke step berikutnya. Gue sendiri sih bakal nanya dengan baik2, soalnya Kintamani jauh dari Denpasar, dude!

Coba berangkat dari Denpasar sore2. Jam 3 sore atau jam berapa pun asal nyampe di sana (Penelokan-Kintamani) sekitar jam 5 sore. Bayangan bukit yang perlahan2 menutupi lembah seiring dengan tenggelamnya mentari terlihat sangat eksotik. Hmmm nikmati sejuknya angin Kintamani dan bagi yang membawa ‘perlengkapan’ lebih, dapat menikmatinya sambil minum kopi hangat di cafe terdekat. Yummiii.

Jam 7 malem matahari kan sepenuhnya hilang, malam datang dan dingin kan mulai terasa. Ada dua cara untuk menunggu jam 3 pagi, dimana kita akan mulai mendaki. Pertama menginap dan cara kedua adalah tidak menginap. Mulai bingung? 😀

Jika mo nginap, tentu saja maksudnya lebih dari sehari. Bisa di motel2 di Penelokan atau bikin tenda di pinggir Danau Batur. Tentu saja akan lebih murah jika kalian mendirikan tenda di pinggir danau. Banyak hal yang bisa kalian lakukan dan tentu saja lebih bebas. Eeiit, ntar dulu mentang2 bebas jangan seenaknya, patuhilah norma2 kesopanan dan kesusilaan dan jangan membuat suara nyang bisa membangunkan orang sekampung sana. Pelan2 saja OK?

Perjalanan Malam

Bila kalian punya jadwal yang ketat, dianjurkan cara yang kedua yaitu tidak menginap. Masuk akal kan? Datang malem, istrirahat sebentar dan langsung naik ke puncak. Gue sendiri waktu ngadain RTB II, berangkat dari Denpasar jam 8 malam. Bawa ayam yang sudah di potong2, arang lengkap dengan panggangan, dan nasi dalam bungkusan.

Perjalanan sangat seru. Jalan yang sepi, empat motor sarat muatan, plus 8 orang yang berdebar2 jika tiba2 muncul “leak” atau hal2 serem lainnya. Memasuki Kintamani perjalanan lebih seru lagi dengan datangnya kabut, jalan menanjak lengkap dengan jurangnya serta hutan yang lebat. mana dingin lagi (kalo pake motor).

Saran gue hati2 dan kalo nemu kabut tolong pake lampu kabut. Soalnya gue hampir masuk jurang gara2 satu motor dibelakang masang lampu jauh. Kabutnya jadi layar putih yang menyilaukan. Penderitaan gue waktu itu belum berakhir sampe disana. Jam 10 malem salah satu motor kempes ban dan dengan terpaksa kami menggedor pintu bengkel disana. Lakukan hal yang sama jika kejadian ini menimpa anda.

Sampe di pinggir danau sekitar jam 10-11 malem. Motor diparkir di halaman sebuah kantor polisi di sana. Jangan takut, polisi2 itu tidak akan marah. Polisi kan sahabat anda, lagian mana ada polisi jam segitu? Anyway, kami langsung menyalakan api, ayam pun naik ke panggangan. Sambil menunggu ayam matang banyak cerita mengalir.

Ayam matang dan selesai makan kira2 jam 2 pagi. Masih ada 1 jam buat istirahat. Nikmati. Pukul 3 dini hari, saatnya berangkat. Sebenarnya mendaki gunung Batur sangat mudah dan hampir tidak beresiko. Yang membuat agak susah adalah gelap dan belum adanya pengalaman.

Berangkat

Kira2 50 meter di sebelah timur kantor polisi, akan terlihat jalan tanah menuju puncak gunung. Ikuti. Daerah pertama yang akan kalian temui adalah hutan belantara. Hutan ini beserta jalannya yang bercabang-cabang bisa menyesatkan.

Jadikanlah lampu2 rumah penduduk di sekitar danau sebagai pedoman. Kita tidak perlu kompas disini. Usahakan lampu2 tersebut selalu berada dibelakangmu. Jika nanti kalian berjalan dan melihat lampu2 tersebut di samping (kiri atau kanan) kalian, berarti kalian sudah salah arah. Go Back. Jika kalian berhasil melewati hutan maka kalian akan memasuki kawasan berbatu yang berarti puncak gunung sudah dekat.

**Beristirahatlah jika sudah merasa capai dan santai saja, Gunung Batur bukanlah gunung yang kejam, belum gue denger ada pendaki yang tersesat apalagi sampe tewas disana.**

Jangan heran kalo kalian nemu banyak bule sepanjang perjalanan. Maklum ini Bali Bung! Oh ya daerah kedua ini sangat potensial membuat kalian lecet2 karena jalannya terjal dan licin. Carefull dude. Kalo lancar, kalian akan nyampe di puncak sekitar jam 4.30-5 pagi. Selamat menikmati sunrise!

Hmm, gue sendiri sebenarnya bukan penggemar kegiatan outdoor. Menikmati panorama seperti ini pun baru yang kedua kalinya. Gimana ngejelasinnya ya, pokoknya rasain sendiri dah. Perasaan capek, dinginnya angin dan pemandangan temaram lembah di bawah berbaur menjadi satu mengalahkan semua unek2 dan masalah yang sebelumnya memenuhi kepala gue. Mungkin terdengar rada berlebihan tapi itulah yang gue rasakan dan menjadi memory sampe sekarang.

Gue nggak tau isi kepala yang laen, tapi yang jelas mereka menikmati terbitnya mentari, melihat kegelapan yang terhapus pelan2 di dasar lembah.

Kembali ke walktrough, di seberang kawah terdapat banyak sumber uap panas. So kamu bisa kesana buat ngangetin badan sekalian mandi sauna. Jangan keenakan nanti basah kuyup dan akhirnya kedinginan kayak gue. Di sana juga ada yang jualan minuman hangat dan pisang rebus. Mereka merebus pisangnya diantara batu2an yang menyemburkan uap. Ditaruh disana nggak nyampe 5 menit udah mateng, sayang gue nggak sempet nyobain rasanya. (Katanya sih rada2 rasa belerang tapi di iklannya dibilang ampuh buat ngobatin kurap di lidah.)

Anyway, jika kalian udah merasa cukup dan tidak ingin kepanasan, jam 8 pagi adalah saat yang tepat untuk turun. Perjalanan turun lebih mudah daripada saat naik, tapi tetap harus hati2 kalo nggak pingin lecet seperti si asn . Sepanjang perjalanan banyak terdapat bunga Edelweis, yang konon merupakan bunga abadi. Penilaian awal gue, ini bunga apaan kering, jelek, nggak harum lagi. Nggak seindah namanya.

Tapi entah kenapa gue ikutan metik dan berlomba ngambil sebanyak-banyaknya. Dan ternyata ini tidak sia2, gue mendapat service tambahan dari cewe gue malemnya. Jroottt. Dan bunga itu tampak bagus bila ditata dengan bener 🙂 Oh ya sebenarnya pecinta lingkungan melarang memetik bunga ini. Tapi berhubung anak sispala dalam rombongan cuman satu orang, jadi secara demokrasi, BOLEH

Tidak ada yang bisa diceritakan dalam perjalanan pulang, yang jelas hutan yang malamnya terlihat angker, menjelma menjadi tirai hijau yang indah. Jika kalian ingin beristirahat sebelum meninggalkan Kintamani, cobalah minuman hangat di Penelokan. Kopi susu atau teh hangat terasa lebih nikmat saat ini. Go back and sleep.

Kesimpulan: Tidak ada salahnya mencoba suatu yang baru. Dalam hal ini kegiatan outdoor (mendaki gunung) itu sebenarnya tidak berbahaya selama kamu kenal medan, atau setidaknya bersama orang yang tau medan, sama orang Batak yang pernah ke Medan tapi belon ke Batur sama sekali tidak dianjurkan.

story by kompiang, dioprek oleh asn. wajah2 yg ada di artikel ini adalah wajah asli sebagian penulis dan kontributor TDB. Foto2 diambil dari 2x pendakian di tahun 1998 dan 2001

Subscribe
Notify of
guest

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

4 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
archon
archon
17 years ago

keren pyang… kerenn….
salah satu penyesalan gw selama disana ga sempet ngerasain yg kaya geto…
huhuhuhuhu

masot
masot
17 years ago

Ceritanya bagus banget and penasaran mau ngerasaa’in outdoor kaya gitu. sebenarnay ku sih sering lewat kintamani pas pulkam but bloem pernah ngerasaain bagai mana mendaki gunung batur, paling cuman lihat dari penelokan saja. Mungkin nanti dehh……………….

le bang
le bang
17 years ago

saran: klo lagee di Kintamani apalagee ndaki gunungnya jangan bawa bau busuk eeh maksudnya hati busuuk… pasti kan adaa sesuatu yg datang ntah leak…bangke ketegen! tt terakher ene tanya sesepuh kintamani !! tanya jro wacik,jro batur,jro bayan…

trackback

[…] namanya, Pura Batur atau Ulun Danu Batur terletak di daerah Gunung/Danau Batur, Kintamani. Kalo dari Denpasar, melalui jalur Kedewatan-Payangan, lalu jalan berliku […]

4
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x