
Bye Bye Cash! Pembayaran Digital Makin Merajai Destinasi Wisata Hits di Bali
Bali makin modern! Bayar digital kini wajib di tempat wisata populer. Simak update terbaru soal e-ticketing dan kenapa Buleleng jadi fokus utama digitalisasi pembayaran untuk kenyamanan turis Gen Z
Bye Bye Uang Tunai, Hello E-Payment di Destinasi Bali!
Gini nih, guys, zaman di Bali udah beda banget. Dulu, bayar pakai kartu itu susah setengah mati. Semua harus tunai! Atau, kalau kamu lagi nongkrong di tempat super mewah, mungkin masih bisa pakai cek perjalanan. Tapi sekarang? Walaupun uang tunai (cash) masih merajai di banyak warung, sistem pembayaran digital lagi massive banget digulirkan, terutama di tempat wisata paling top.
Buat kamu yang liburan ke Bali, siap-siap aja karena sistem pembayaran digital ini makin distandardisasi. Penting banget sekarang punya kartu debit atau kredit internasional (atau kartu debit khusus traveler), di samping tetap sedia uang tunai receh buat jaga-jaga. Intinya, bukan berarti cash dihapus total, tapi ada pergeseran besar tahun ini menuju sistem digital di destinasi wisata utama. Kenapa?
- Pertama, biar enggak ketinggalan zaman dan sejalan sama tren pembayaran global.
- Kedua, ini metode yang paling disukai turis (praktis, anti ribet!).
- Ketiga, soal transparansi.
Buleleng Jadi Fokus Utama: Transparansi dan E-Ticketing
Nah, alasan ketiga ini penting banget. Karena banyak atraksi wisata top dikelola oleh agensi pemerintah dan harus menyetor pajak, digitalisasi pembayaran memastikan pembukuan jadi super rapi dan anti bocor.
Tim dari Dinas Pariwisata Buleleng sempat curhat nih ke wartawan. Mereka lagi berjuang keras buat menambah perangkat e-ticketing di wilayah mereka. Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, I Gede Dody Sukma Oktiva Askara, menjelaskan kalau saat ini mereka cuma punya 13 perangkat e-ticketing. Jumlah ini JAUH dari cukup untuk menampung semua destinasi wisata yang wajib menyumbang pendapatan pajak.
Makanya, Dinas Pariwisata Buleleng sudah punya rencana ambisius. Di tahun 2026, mereka berencana mengajukan hibah (grant) untuk perangkat e-ticketing tambahan dari Bank Pembangunan Daerah Bali (BPD) lewat skema CSR (Corporate Social Responsibility).
“Kami sudah coba pengadaan sendiri, tapi karena sistemnya terhubung ke Bank BPD dan enggak memenuhi TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), kami jadi enggak bisa,” jelas Askara. “Makanya, kami ajukan permohonan hibah untuk tahun 2026.” Buleleng sendiri butuh total 40 perangkat untuk diimplementasikan di 25 atraksi wisata resmi yang ada di sana. Askara dan timnya berharap proses ini cepat beres agar sistem bisa segera diterapkan.
Buleleng Lagi Naik Daun: Jangan Sampai Ketinggalan!
Buleleng ini bukan lagi daerah “kurang dikenal” di Bali. Wilayah Utara dan Barat Laut Bali ini diprediksi bakal diserbu turis pada tahun 2026, dan buktinya udah kelihatan sekarang!
Sekitar 90% hotel top di Buleleng sudah konfirmasi bahwa mereka akan beroperasi dengan okupansi penuh saat musim liburan akhir tahun ini. Askara menyampaikan: “Setelah Natal dan Tahun Baru, beberapa hotel populer sudah terisi lebih dari 90 persen. Bahkan ada yang sudah menutup pemesanan karena kamarnya penuh.”
Padahal, selama ini turis internasional cenderung bergerombol di Bali Selatan (Badung). Buleleng adalah surganya pemandangan alam dan budaya yang underrated. Destinasi yang wajib kamu kunjungi:
- Desa Pemuteran: Baru-baru ini dinobatkan sebagai UN World Tourism Organisation Best Tourism Village in the World! Terkenal karena program konservasi laut dan komunitasnya.
- Munduk: Tempat nongkrongnya air terjun alami dan hutan tropis yang masih perawan.
- Taman Nasional Bali Barat: Gerbang menuju habitat rusa liar, biawak, kehidupan laut menakjubkan, dan yang paling ikonik: Jalak Bali yang sangat langka.
Dengan semua daya tarik ini, makin cepat sistem pembayaran digital di Buleleng terwujud, makin nyaman deh liburan kamu! Siap-siap tap and go!