
Bali Fokus Pariwisata? Proyek Infrastruktur Tuai Kritik!
Pembangunan infrastruktur di Bali masih didominasi proyek pariwisata. Masyarakat khawatir dampak lingkungan dan kebutuhan mendesak terabaikan. Simak selengkapnya!
Bali lagi gencar banget bangun infrastruktur, tapi sayangnya banyak yang bilang fokusnya masih buat pariwisata dan investasi aja nih. Padahal, kebutuhan masyarakat kayak masalah sampah, macet, dan pemerataan pembangunan masih banyak yang belum kesentuh. Bahkan, beberapa proyek infrastruktur yang tujuannya buat pariwisata malah berpotensi ngerusak alam Bali yang indah ini.
Kritik dari Pengamat Ekonomi
Prof. IB Raka Suardana, seorang pengamat ekonomi, bilang kalau perencanaan pembangunan infrastruktur di Bali belum sepenuhnya sesuai sama kebutuhan masyarakat. Soalnya, masih terlalu fokus ke pariwisata dan investasi. “Infrastruktur yang dibangun belum mengatasi masalah utama, seperti kemacetan, krisis sampah, dan kesenjangan wilayah secara menyeluruh,” ujarnya.
Menurutnya, yang paling penting buat Bali sekarang itu sistem pengelolaan sampah yang terpadu, transportasi publik yang efisien, jaringan air bersih dan sanitasi yang merata, sama infrastruktur digital buat dukung layanan dan ekonomi masyarakat.
3 Mega Proyek Jadi Sorotan WALHI Bali
WALHI Bali juga ikutan nyorot nih. Mereka khawatir beberapa mega proyek yang diklaim buat ningkatin pariwisata Bali malah bakal punya dampak buruk buat lingkungan.
- Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi: Proyek ini ditolak karena bakal ngelewatin lahan subak seluas 480,54 Ha. Padahal, lahan ini penting banget buat produksi beras di Bali. Kalau jalan tol ini jadi dibangun, bisa-bisa produksi beras di Bali berkurang drastis!
- Pusat Kebudayaan Bali Terpadu di Klungkung: Lokasinya rawan bencana gempa bumi, tsunami, dan gunung api. Selain itu, lahan pertanian dan subak di sekitar lokasi proyek juga terancam.
- Pelabuhan Sangsit di Buleleng: Proyek ini berpotensi memperparah abrasi di kawasan pesisir. Pengerukan yang dilakukan juga bisa mengubah arus dan gelombang laut, yang bakal berdampak ke kehidupan nelayan setempat. Belum lagi, ada lahan persawahan produktif yang bakal hilang demi akses jalan dan bangunan pelabuhan.
WALHI juga mempertanyakan soal penggusuran yang mungkin terjadi kalau pelabuhan ini dibangun. Katanya, ada sekitar 63 rumah warga yang berpotensi kena gusur.
Menurut WALHI, proyek-proyek ini diduga nggak sesuai sama tata ruang. Bahkan, ada yang ngelewatin hutan yang seharusnya dilindungi. Wah, bahaya nih!
Tanggapan Pemerintah Provinsi Bali
Kepala Dinas PUPRKIM Provinsi Bali, Nusakti Yasa Wedha, ngeklaim kalau perencanaan pembangunan infrastruktur di Bali udah dilakuin secara terarah dan sistematis. Katanya, pemerintah selalu ngedepanin prinsip kehati-hatian, keberlanjutan, dan inklusivitas, biar pembangunan nggak cuma fokus ke pertumbuhan ekonomi, tapi juga selaras sama budaya dan lingkungan Bali.
Dia juga bilang kalau studi kelayakan udah disusun secara menyeluruh buat ngaji berbagai aspek penting. Jadi, menurutnya, perencanaan pembangunan infrastruktur di Bali udah sesuai sama kebutuhan masyarakat dan mendukung sektor-sektor strategis kayak pariwisata, pertanian, dan industri kreatif.