Dua tokoh Bali dapat tanda kehormatan Satyalencana Kepariwisataan
[ad_1]
“Kami menyampaikan apresiasi atas penghargaan yang diterima oleh kedua tokoh tersebut,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa di Denpasar, Selasa.
Tanda Kehormatan Satyalencana Kepariwisataan yang diberikan bertepatan dengan HUT ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia itu diterima oleh Ida Pedande Gede Ngurah Karang (alm) dan Tjokorda Gede Putra Artha Astawa Sukawati.
Acara penyerahan tanda penghargaan tersebut dilakukan secara hybrid (langsung dan daring) oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Selasa (17/8).
Astawa mengemukakan, kedua tokoh ini telah memberikan sumbangsih terhadap pembangunan pariwisata Bali selama ini. Ida Pedanda Gede Ngurah Karang (alm) merupakan pioner atau tokoh peletak dasar bentuk pariwisata yang bertolak pada kebudayaan melalui “Indonesia Floating Fair”.
Ida Pedanda memberi inspirasi dan motivasi kepada pengusaha Bali untuk terjun ke bisnis pariwisata melalui PHRI Bali, sehingga meningkatkan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara serta ekonomi masyarakat Bali khususnya di daerah sekitar Sanur, Kota Denpasar.
Sedangkan, Tjokorda Gede Putra Artha Astawa Sukawati seorang tokoh yang berhasil membangun bidang kepariwisataan melalui pengembangan seni, budaya, perhotelan serta pendidikan di Ubud dengan mendirikan Yayasan Ratna Wartha, Sanggar Tari dan Tabuh Bali “Tedung Agung”.
Selain itu, dia memimpin dan mengelola beberapa hotel dan sekolah seni rupa dan pariwisata sehingga mengharumkan nama Bali dan pariwisata Indonesia, meningkatkan kualitas SDM dan kesejahteraan masyarakat di sekitar Ubud.
“Kami berharap penghargaan ini menjadi motivasi bagi pelaku pariwisata di Bali untuk terus bersemangat membangun kepariwisataan yang berkualitas dan berkelanjutan sesuai visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” kata Astawa.
Salah satu penerima penghargaan yaitu Tjokorda Gede Putra Artha Astawa Sukawati atau yang akrab disapa Cok Putra yang mengikuti secara virtual dari Puri Ubud-Gianyar menyampaikan apresiasi dan terimakasih atas kepercayaan pemerintah dan masyarakat kepada Puri Ubud dan para Penglingsir (tetua) Puri Ubud.
Menurut dia, penghargaan tersebut tidak akan bisa diterima tanpa peran serta dari para leluhur dan para penglingsir. Ia hanya sebagai penerus semata yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melanjutkan pembangunan pariwisata budaya yang lebih baik dan tentunya dapat bermanfaat bagi masyarakat.
“Tentunya penghargaan ini tidak hanya sekadar simbolisasi euforia semata, melainkan ini sebagai cambuk untuk saya secara pribadi bahwa ada tanggung jawab besar yang menanti ke depannya, bagaimana membangun pariwisata budaya yang berkelanjutan dan bermanfaat untuk masyarakat,” katanya.
Sebelumnya Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam sambutannya menyampaikan penghargaan ini diberikan telah sesuai atas pertimbangan dari Kemenparekraf dan pemerintah daerah yang kemudian diajukan dan disetujui oleh Presiden.
Penghargaan bidang kepariwisataan ini diberikan kepada lima orang penerima yakni Ida Pedande Gede Ngurah Karang (alm), Tjokorda Gede Putra Artha Astawa Sukawati, Nuryanto sebagai Founder Galery dan Workshop Produk Inovatif Lidya Art dan Wisata Seni Budaya Omah Budur, Yohana Tangke Salu sebagai Ketua PHRI Toraja Utara dan pengusaha bidang pariwisata, serta Suhardi sebagai pengusaha dan asesor bidang pariwisata.
Sandiaga Uno berharap para penerima penghargaan tidak sekadar menjadikan momentum tersebut sebagai simbolisasi semata melainkan sebagai motivasi dalam memberikan motivasi dan ide kreatif dalam pemajuan pembangunan pariwisata yang lebih baik.
[ad_2]
Sumber Berita